Jumat, 05 Februari 2010

Cinta yang SUCI


Cinta adalah keindahan, cinta adalah kekuatan, cinta akan membuat hidup lebih hidup. Kira-kira seperti itulah sedikit gambaran tentang cinta. Tentu kita semua sepakat bahwa ternyata cinta itu suci karena ia bersumber dari Zat Yang Maha Suci. Tapi terkadang kita lalai menjaga kesucian cinta. Terkadang cinta ternodai oleh tingkah dan perbuatan kita.

Banyak orang menerjemahkan kata”CINTA” dengan menghalalkan segala cara. Mereka lupa akan sumber cinta yang sebenarnya. Pada saat itu keindahan cinta diukur oleh kesenangan hawa nafsu. Cinta kini mengikuti irama modernitas zaman. Bukan cinta kalau belum”BERPEGANGAN TANGAN”, bukan cinta andai tidak “BERPELUKAN”, bukan cinta andai tidak “BECIUMAN” dan masih banyak andai-andai yang lainnya.

Sahabat….!!!

Mari sama-sama kita jawab dengan jujur. Adakah BERPEGANGAN TANGAN, BERPELUKAN DAN BERCIUMAN bukti ketulusan cinta? Baiklah saya akan memberikan jawaban terlebih dahulu. Tapi sebelumnya saya mohon maaf jika jawaban saya kurang berkenan. Karena saya menjawab tentu sesuai dengan apa yang saya fikir, saya menjawab sesuai dengan apa yang saya fahami dan saya menjwab sesuai dengan sudut pandang saya. Jadi jawaban saya tentang cinta sesuai dengan ideology saya dalam memaknai kata “CINTA” itu sendiri.

Sahabat….!!!

Menurut saya secara pribadi, jika semua itu dilakukan bersama orang yang halal (suami/istri) maka itu merupakan ibadah asalkan dilakukan sesuai dengan atuaran atau konsep ibadah. Namun jika itu semua dilakukan kepada selain suami atau istri maka saya berani mengatakan bahwa itu bukanlah cinta, bagi saya itulah adalah sebuah bentuk penghianatan atas nama cinta. Andai aja cinta adalah makhluk hidup yang bisa berbicara maka tentu ia akan menolak untuk dijadikan kambing hitam. Ya kambing hitam!

Mengapa saya berani mengatakan bahwa itu adalah penghianatan? Lagi-lagi menurut logika saya, cinta adalah suci dan bersumber dari zat Yang Maha Suci. Ibaratnya seperti ini. Andai kita menyayangi atau mencintai sesuatu yang berharga semisal boneka, bola, pakaian atau yang lainnya. Maka sudah barang tentu kita akan menjaga barang tersebut. Jangankan hilang melihatnya lecetpun kita ngak akan tega. Kenapa kita melakukan semua itu? Jawabannya karena kita mencintai dan menyayangi barang tersebut. Nah begitu juga semestinya kita berbuat terhadap orang yang kita cintai dan sayangi.

Memegang tangan, berpelukan, lalu dilanjutkan dengan ciuman, terus ber-ending dengan hal-hal yang lebih dari itu (Na’udzubillah). Semua itu adalah betuk penodaan. Maka adakah kita rela menodai orang yang kita cintai dan kita sayangi?

Sahabat…!!!

Saya sangat menguatkan pendapat saya dengan mengaca kepada aturan-aturan agama. Karena bagi saya aturan agamalah yang layak dijadikan standar untuk mengukur mulia atau tidaknya sesuatu. Saya kira agama manapun tidak membenarkan perbuatan seperti itu. Adat satu sama lain pasti berbeda, perasaan tentu menginginkan sesuatu yang enak-enak. Jadi jika itu yang kita jadikan standar maka keputusan yang keluar pasti bersifat nisbi.

Lantas apakah salah jika kita mencintai seseorang?tentu tidak karena cinta adalah fitrah lahiriyah yang Allah berikan kepada kita. Lantas kita harus bagaimana? Terimalah cinta dengan beningnya hati, hargailah cinta dengan jiwa yang tulus, akuilah bahwa cinta itu suci, sadarilah bahwa Allahlah zat yang menganugerahkan kita cinta. Dengan demikian maka kita pasti akan mampu menerjemahkan makna”CINTA” sesuai dengan anturan Sang Pemilik kesempurnaan cinta.

0 komentar:


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger and Supported by Home Designs